Minggu, 28 Maret 2010

Facebook Suburkan Kejahatan Cyber

INILAH.COM, Jakarta – Siapa yang tak suka menggunakan Facebook? Situs jejaring sosial yang satu ini seringkali menjadi alasan seseorang menyukai dunia internet. Namun sayangnya, Facebook tak seaman dugaan orang selama ini. Mengapa?

Latar belakang penggunanya yang bervariasi membuat situs ini menjadi rentan terhadap kejahatan. Terutama bagi pengguna muda yang baru saja menggunakan internet. Umumnya mereka berpikir bahwa jaringan sosial nomor satu dunia itu merupakan tempat teraman di internet.

“Facebook adalah jejaring sosial paling mutakhir. Penyerang bisa pergi ke mana pun ia mau. Hal semacam ini selalu terjadi,” papar periset senior di perusahaan keamanan web, ScanSafe, Mary Landesman.

Para penyerang itu, lanjut Landesman, bisa menyamar menjadi teman pengguna yang kemudian mengirimkan spam. Pada akhirnya mereka akan diarahkan ke situs yang mencuri sejumlah informasi pribadi serta menyebarkan virus. Peretas-peretas itu kemudian menginfeksi PC pengguna dan identitasnya, serta digunakan untuk tindak kejahatan.

Pihak Facebook sendiri berusaha mengendalikan keamanan situs mereka melalui markasnya di Palo Alto, California. Di tempat itu tim keamanan menyeleksi spam dan situs-situs berbahaya yang berusaha mengincar pengguna mereka.

Keamanan tingkat tinggi seperti itu seharusnya bisa membuat Facebook lebih aman ketimbang surfing di internet. Tapi para kriminal juga tak menyerah. Mereka bisa menerobos filter keamanan situs yang berdiri sejak 2004 itu. Makin besar serangan itu, menjadi bukti bahwa penggunanya semakin banyak.

“Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna, persentase serangan yang sukses juga terus berada di angka yang sama. Yakni di bawah 1% dari jumlah total pengguna kami selama lima tahun belakangan,” Simon Axten, baru-baru ini.

Sebagai perbandingan, Biro Penyelidik Federal AS (FBI) mendata sekitar 3% rumah tangga AS dibobol maling sepanjang 2005. Menurut Axten, keamanan itu bak perang senjata. Mereka harus selalu memperbarui sistem dan membangun yang baru. Hal tersebut harus dilakukan untuk mengatasi ancaman yang baru dan terus berevolusi.

Saat aktivitas kriminal terdeteksi pada sebuah akun, maka keamanan situs secara otomatis mencari pola yang sama di akun-akun lainnya. Secara otomatis, e-mail jahat akan terhapus dan akun yang terinfeksi harus segera menciptakan kata kunci baru.

Facebook bahkan sedang menyelidiki dan menganalisis cyber crime, serta menganjurkan pengguna untuk lebih bertanggung jawab terhadap keamanan situs mereka sendiri.

“Pengguna memang biasanya mempercayakan masalah keamanan pada situs, sebab mereka tak mengerti seperti apa ancaman keamanan itu. Ini sama saja berjalan di jalanan yang padat dan langsung mempercayai siapa pun yang berpapasan dengan Anda,” papar periset perusahaan piranti lunak ESET, Randy Abrams.

Setiap tahunnya, kejahatan cyber menyebabkan perusahaan dan individual AS merogoh kocek hingga miliaran dolar. Penjahat ini banyak berterimakasih kepada situs jejaring sosial seperti Facebook, karena mereka bisa bebas mengekspos beberapa target yang sama sekali tak mengerti berada di dunia mana.

Dua tahun lalu, penjahat cyber dan para peretas nongkrong di situs MySpace milik News Corp. Kini Facebook adalah mainan baru mereka, dengan pengguna yang terus melonjak. Per Desember 2008, pengguna terdaftar yang awalnya 120 juta orang itu menjadi 200 juta orang per hari ini. Artinya, 200 juta target yang rentan terhadap cyber crime.

sumber : http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2009/06/30/122209/facebook-suburkan-kejahatan-cyber/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar